Millennial, atau biasa juga disebut sebagai Generation Y, adalah generasi yang lahir pada sekitar tahun 1980an hingga awal tahun 2000an. Terlepas dari kondisi berbeda-beda berdasarkan tempat tinggalnya, generasi ini identik dengan kedekatan yang tinggi dengan teknologi. Terutama teknologi digital, komunikasi, serta media massa.
Setiap generasi pasti memiliki kelebihan atau kekurangan masing-masing, dan kita perlu mengetahui karakteristik tersebut untuk memaksimalkan potensi mereka. CEO Dicoding Narenda Wicaksono , menjelaskan beberapa sifat generasi millennial dan kiat-kiat bekerja dengan generasi ini. Apa saja sifat-sifat tersebut, mari simak di bawah.
Suka tantangan
Suka tantangan sebetulnya adalah istilah lain untuk “mudah bosan”. Generasi millennial tidak suka melakukan pekerjaan yang hanya berupa rutinitas terus-menerus. Untuk mengatasinya, Narenda memastikan para karyawan untuk mendapat rotasi tugas tiap tiga bulan sekali. Ada baiknya juga memasangkan karyawan dengan karyawan lain yang memiliki tugas beririsan.
Butuh arahan yang jelas
Dalam dunia startup, perubahan adalah hal yang selalu terjadi secara cepat. Tapi kita harus senantiasa berjalan ke arah yang sama sebagai sebuah tim. Tanpa arahan yang jelas, millennial bisa terjebak pada perasaan seolah-olah apa yang mereka lakukan tidak bermakna. Millennial tidak ingin sekadar bekerja. Mereka ingin membuat perubahan.
Narenda menyarankan adanya sesi diskusi empat mata setiap bulannya untuk mengingatkan karyawan akan visi yang ingin dicapai oleh perusahaan. Kesempatan ini juga menjadi sarana untuk menunjukkan pentingnya peran mereka untuk mencapai tujuan tersebut.
Tidak suka didikte
Orang dari generasi millennial umumnya tidak terlalu suka didikte. Ini mungkin menimbulkan kesan bahwa mereka adalah generasi yang egois atau manja, tapi sisi positifnya, mereka punya kreativitas tinggi. Kita cukup memberi mereka arah, kemudian biarkan mereka sendiri yang menentukan cara mencapai tujuan tersebut. Narenda bahkan mempercayakan para karyawan untuk membuat jadwal atau timeline sendiri.

Narenda Wicaksono
Kreativitas bukan berarti mereka bebas tanpa batasan. Pengingat melalui sistem serta indikator keberhasilan bersama tetap dibutuhkan. Biarkan mereka melakukan kesalahan, tapi adakan evaluasi setelah kesalahan itu terjadi. Cara ini cukup efektif untuk memberi mereka ruang berkreasi secara bertanggung jawab.
Butuh teladan
Bekerja bersama millennial mirip seperti mendidik anak. Bila kita ingin anak rajin beribadah, maka kita sebagai orang tua harus memberi contoh terlebih dahulu. Millennial adalah generasi yang sangat menghargai pencapaian, dan mereka segan pada orang-orang yang lebih hebat dari mereka. Jadilah teladan yang baik bagi mereka, dan lihatlah mereka tumbuh menjadi pejuang yang tangguh, namun pada saat bersamaan juga rendah hati.
Mudah terpengaruh mood
Sifat terakhir generasi millennial menurut Narenda adalah mereka cukup baper (terbawa perasaan) dan cenderung mudah terpengaruh oleh mood. Hal kecil saja bisa mempengaruhi kinerja mereka secara signifikan, contohnya internet yang lambat. Oleh karena itu Narenda selalu mendukung karyawan dengan fasilitas terbaik, mulai dari laptop dengan kapasitas memori 16-32 GB, smartphone seri tercanggih, hingga internet 100 Mbps.
Makan siang gratis juga menjadi salah satu fasilitas yang bisa membuat karyawan bahagia. Ingat, jangan pernah mengajak millennial rapat ketika mereka sedang lapar!
Satu hal yang menarik, kiat-kiat di atas ternyata bukan hal baru, tapi sudah ada dalam teori kepemimpinan yang diutarakan oleh Jim Kouzes dan Barry Posner. Dalam buku The Leadership Challenge yang mereka terbitkan di tahun 1987, Kouzes dan Posner mencetuskan lima praktik kepemimpinan terbaik, yaitu:
- Model the Way (memberi teladan)
- Inspire a Shared Vision (menginspirasikan visi bersama)
- Challenge the Process (menantang proses)
- Enable Others to Act (mendorong orang untuk bergerak)
- Encourage the Heart (menyemangati jiwa)
Millennial perlu mendapat berbagai perlakuan khusus agar mereka tetap senang, tapi sebagai imbalannya, mereka akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Sebuah studi menyatakan bahwa generasi ini adalah generasi yang sangat suka bekerja, bahkan merupakan yang paling produktif di antara generasi lainnya. Semoga saja kiat-kiat dari Narenda di atas dapat kita terapkan untuk hasil kerja yang lebih baik.
Sumber: Narenda Wicaksono
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)