Bila kebanyakan marketplace beralih dari konsep Business-to-Consumer (B2C) menjadi Business-to-Business (B2B), tidak demikian halnya dengan Sikumis. Startup yang sebelumnya memiliki layanan e-commerce B2B ini resmi pivot ke pasar B2C sejak akhir Maret 2016. Kini Sikumis menyediakan produk hasil bumi dari industri pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan, hingga UKM yang menyediakan produk olahan.

Sikumis, yang telah beroperasi sejak 2010, awalnya menawarkan kebutuhan industri bagi perusahaan, seperti alat dan mesin perkakas, bahan pestisida dan kimia, bangunan dan material, hingga navigasi dan survei. Berdasarkan informasi melalui press release yang Tech in Asia terima, langkah pivot dilakukan untuk lebih fokus pada kesejahteraan ekosistem di dalamnya.

Alasan tersebut diperkuat dengan paparan fakta dari Sikumis, bahwa keuntungan yang diterima petani kurang dari 12 persen. Namun masyarakat harus dibebani dengan harga bahan kebutuhan pokok yang mahal. Ini terjadi karena banyaknya tingkat di rantai pasokan pangan.

Selain itu, dari angka 90 juta orang yang menjadi petani, peternak, dan nelayan, baru dua persen yang mengenal internet untuk memberdayakan hasil yang dimiliki. Lewat platform e-commerce yang ditawarkannya, Sikumis berharap dapat memberikan kemudahan bagi ekosistem agrobisnis dalam memasarkan produknya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, kini Sikumis menyediakan tujuh komoditas utama, yakni Pertanian; Peternakan; Perkebunan dan Kehutanan; Perikanan dan Kelautan; Lingkungan Hidup dan Taman; Buku, Software, dan Pelatihan; serta Makanan dan Minuman Olahan. Masing-masing terdiri dari sub-kategori yang lebih banyak di dalamnya.

Kemudian, untuk menjangkau pasar yang lebih luas, Sikumis juga menyediakan pengiriman hingga ke Asia Tenggara dengan mitra logistik yang bekerja sama dengan mereka.


Dengan bisnis barunya ini, Sikumis kini berhadapan dengan marketplace lain yang juga menyediakan bahan pangan, seperti Kecipir dan Kebunbibit.

Baca juga: [UPDATE] Daftar E-commerce Produk Pangan Organik di Indonesia

(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah)

 

Sumber:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.